GAGA's FanArtic

GAGA's FanArtic
Just a little monster

Minggu, 15 Januari 2012

___--untitled 2--___

Harmoni...
Selaras dan Rasa...
Hanya sebatas pelepas keseimbangan...
Hanya pengendur ikat tali yang mengerat...
Bukan cinta atau problema...
Seperti himne dari keseimbangan alam...
Di saat waktu masih berjalan seperti biasanya...

Masa...
Berupa ulangan yang didapat pada saat sekolah...
Ujian yang memiliki tangga tingkat yang tak berujung dan tak berhingga...
Kekuatan dari setiap jiwa yang masih punya harap...
Yang terwujud...
Dan ragawi...

Cerah...
Cita...
Asa...
Semua berjalan seperti biasa...
Datang pada saat nantinya...
Yang akan kita temui nantinya...
Dan kita cari...

_______

Sekarang atau nanti...
Bercumbu dengan tajamnya keyakinan...
Berada dalam tanya...
Yakinkah dirimu...
Ketika itu terasa ku jemu akan semu...
Tak tahu apa kujawab...
Saat itu...
Aku tahu tentang beberapa pernyataan peminta dosa itu...
Seakan meyakinkan kita pada semua itu...
Membuktikan betapa seriusnya setiap diri yang terbela...
Kita... Diri diri yang terbela...
Menjawab semua terka atasmu...
Dan menantang setiap penghadang diri...
Dan kini yakinku...
Akan terka semua omong kosongmu...
Dan saat ini...
Setiap ku bernafas...
Tak akan ada detik yang terlepas...
Karena tertebas malas...
Tak akan lepas...
Dan terhempas...
Setiap waktu...
Tak kan aku berlarut larut...
Dalam hanyut...
Dan rayunya...
Karena yakinku...
Tuk jadi yang satu...

___untitled 1___

Detik dan menit...
Jam menuju siang dan malam...
Hari yang kan berganti minggu yang kosong...
Dan kontinu hingga saat penantian kelak...

Nanti...
Ketika windu berubah menjadi tahun yang semakin sempit...

Saat itu...
Ketika cahaya berubah jadi abu hitam tak berguna...
Yang ada hanya merah di pipi...
Atas sesuatu yang kontras dipandang...

Namun itu hanya siluet tembus pandang...
Siluet kebatinan yang hitam...
Dari kelamnya mimpi...

Dan kini...

Sebelum berhenti...
Sebelum saatnya tiba...
Saatnya tuk nikmati waktu...
Berdiam dan menikmati isi kepala ini...

Sebelum berhenti...
Sebelum saatnya tiba...
Saatnya tuk terjaga lagi...
Dan bgun dari kelamnya mimpi...
Robohkan siluet yg smakin mjadi jadi...

Mulai bekerja...
Etos dan semangat membahana dan membara...
Rasakan indahnya waktu dan kehidupan...
Pikirkan siluet tak kan jadi kenyataan...
Raih jangkau pelita dan sebar ke semua...
Dan katakan...
Kalau kita memang terbaik dari seluruhnya...

Matimu Yakinkanku...

Malam makin merana...
Kurenungi diriku yang cemburui...
Muram yang membawa kesyahduan itu...
Membakar seluruh jiwa yang bersirkulasi diantaranya...
Berteman dengan tajamnya jeruji pisau belati...
Bangsat...

Kupeluk diriku sepanjang malam...
Merengkuh hangatnya onak duri yang bercecer...
Tak segan aku dipermainkan dengan pemanas air pasaran...
Yang bad sector dan tak dapat lagi di troubleshoot...
Rasanya tak dapat lagi Heat sink itu terletak dengan benar...
Ketika pasta thermal bercecer dan berubah menjadi lava vulkanik mematikan...

Dia...
Mati...
Sebuah mimpi yang hanya mimpi...
Nyata dalam angan yang berbisik...
Ketika hati sedang dalam keadaan overload...
Putaran harddisk yang melecetkan fisiknya...
Semakin RPM berkembang...
Semakin diriku bahagia...
Kulihat Port I/O tak lagi menunjukan keramahan...
17 18 tak lagi menimbulkan kejutan...
Yang ada hanya pecahan elco yang meledakkan dirinya...
Semakin bahagia diriku...
Matinya...
Yakinkanku...

Kupeluk diriku dalam bahagia...
Kudandani diriku dengan sempurna...
Menuju pesta pemakaman dirinya...
Si Elco PECAH...
Dioda tak tersambung...
Bangsat...

...,,,???(((:-)))???,,,...

Telah siap...
Ku di makan hangatnya malam...
Hangat dan makin hangat...
Ketika diri yang sedang terbaring temaram...

Suasana yg begitu tak menentu...

Oh malam...
Malam yang gelap...
Yang tak lagi pancarkan cahaya...
Pastinya...

Malam berembulan...
Terang diantara kemerlip bintang yang menebar...
Pastinya juga...

Kini ku sedang galau...
Walau sebenarnya hanya romansa buruk yang menebar...
Tertangkap ku karenanya...
Didalamnya...

Ada apa denganku...
Dalam waktu yang begitu menjepit...

Kau dapat berjalan diatas semua yang ingin kau lewati...
Kau dapat ketuk terus pintu itu...
Ketika telefon berbunyi dan tak dapat diangkat...

Kini Harap tak harus lagi datang...
Tak boleh...
Harap yang harus mati...

Sugesti dan mimpi yang harus datang dalam Ketiga hal yang akan menghidupkan lagi orang mati...
Menciptakan sebuah sejarah...
Menciptakan makhluk yang akan memimpin dunia...
Dari darah sang penguasa...

Di atas bidak catur yang berdiri tegak...
Di antara kupu kupu yang membawa terbang diri ini...
Dan meraih segalanya...
Dan juga karenamu Tuhan...

Sabtu, 14 Januari 2012

A.. a .jmda.qwmda

Badanku...
Ragaku...

Serasa dipenuhi air taji...

Jiwaku...
Auraku...

Bagai bernyanyi dan menginjak injak diri ini...

Dalam amarah yang terjerembab dalam hangatnya selimut...
Dalam beningnya embun pagi...
Setia terdiam dalam hati dan terpancar pada setiap sudut cakra ini...
Lagi... Lagi... Lagi...

Setelah ku coba tuk tutupi...
Simpan dalam kotak peti mati erat...
Kini kembali lagi...
Urat syaraf yang kembali dari kematiannya...

Ku merasa terbosankan atas segala masalah yang tak berbobot...
Sesirah tirai sultan yang menunggu permaisuri...
Bolak balik tiap malam...

Punggung ini sudah patah untuk memanggulnya...
Jalang kau pabila masih kau berdiri diatasnya...

Sungguh berat mata ini untuk tak mengingat...
Kupingku pun bocor mendengar omong kosong...

Tak penting dari dirimu...
Tak berguna dalam diriku...
Tak butuh semua ot mu...
Tak sudi semua itu...

Kuharap jantungmu mati dalam kebungkaman...
Darahmu tersendat dalam kesigapan...
Nafasmu terengah engah...
Mati...
Ucapkanlah selamat tinggal pada duniamu...

Ku ingin kau punya penyakit kelamin...
Namun kau tak punya...

Kuingin kau kena penyakit kusta...
Namun tubuh orang kau pinjam...

Kuingin kau malu seumur hidupmu...
Namun harga diripun kau tak punya...

Diamlah...
Matilah...

.........


Dingin yang kurasa...
Tak berdaya hanya untuk sedikt saja...
Beradab adaban yang mengerikan...
Persis...

Selalu sering serempak terasa...
Bulu kuduk yang masuk kedalam atmosfir magma...
Panas dan gemetaran...
Stel jaket pun hanya menambal bibir untuk berkata...
Aku ingin marah...
Hah hanya bercanda...

Selalu saja begitu tak ada bedanya...
Jantan betina tak ada duanya...
Semua merasakan betapa rendahnya pelacur itu berkata...
Berbahasa...
Aku adalah yang punya...

Aku merasa berada diatas langit...
Berkelana dalam surga dan ketenangan...
Namun itu dalam mimpi...
Ketika kan jadi nyata...
Tertusuk belati yang tak berdosa...

Aku menyangka mengapa...
Aku merasa...
Inginkan tuk bunuh semua...
Ketika ku merasa...
Aku mau duri itu tertancap...
Aku mau pedang itu menghunus...
Aku mau senapan itu tertembak...
Menimpanya...