ketika tersesat ku tertegun,
aku tak bisa mencerna olahan daging dari kata dan huruf itu,
aku tersenyum ketika temaram,
aku ceria ketika kosong,
aku gembira ketika galau,
simpulan pun menarikkan,
ketika kapan dan apa?
Jantung ku mulai mengemis,
bertepi,
kapan?
Sembari, berkaca, dan hmmmh,
aku melihatnya,
suara itu layaknya adzan yang mendampingiki kelahiranku,
getaran itu,
bagaikan degupan yang tak kan berhenti menggebu,
tak kan berakhir,
bermacam dan berjenis,
melihat ke diriku yang tersenyum,
aku tenang dalam layaknya yogamu,
ragawi dalam hangat itu,
aku harap padaku,
aku tak mau berakhir,
setelah baru masuk,
menggetarkanku,
huaaaaaaaaaaaaaaaa,
hmmmh, pelan, dan pasti,
ada dalam kemegahan itu,
aku melukiskan seluruh kata padamu,
aku coreng dengan kuas yang lembut,
aku sobek dengan api yang menghangatkanmu,
dalam seni yang mengerikan,
aku harap kau tak mengerti maksudku,
begitukan?
aku tak bisa mencerna olahan daging dari kata dan huruf itu,
aku tersenyum ketika temaram,
aku ceria ketika kosong,
aku gembira ketika galau,
simpulan pun menarikkan,
ketika kapan dan apa?
Jantung ku mulai mengemis,
bertepi,
kapan?
Sembari, berkaca, dan hmmmh,
aku melihatnya,
suara itu layaknya adzan yang mendampingiki kelahiranku,
getaran itu,
bagaikan degupan yang tak kan berhenti menggebu,
tak kan berakhir,
bermacam dan berjenis,
melihat ke diriku yang tersenyum,
aku tenang dalam layaknya yogamu,
ragawi dalam hangat itu,
aku harap padaku,
aku tak mau berakhir,
setelah baru masuk,
menggetarkanku,
huaaaaaaaaaaaaaaaa,
hmmmh, pelan, dan pasti,
ada dalam kemegahan itu,
aku melukiskan seluruh kata padamu,
aku coreng dengan kuas yang lembut,
aku sobek dengan api yang menghangatkanmu,
dalam seni yang mengerikan,
aku harap kau tak mengerti maksudku,
begitukan?
0 komentar:
Posting Komentar